This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

13 October 2011

Biopelet, Alternatif Pemanfaatan Biomassa Temuan IPB

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Peneliti Surfactant & Bioenergy Research Center Institut Pertanian Bogor (SBRC-IPB) Sri Windarwati memperkenalkan biopelet, yakni jenis bahan bakar padat berbasis limbah sebagai alternatif energi pemanfaatan biomassa.

Dalam keterangan tertulis yang disampaikan Humas IPB di Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/9), disebutkan bahwa Sri Windarwati mengangkat tema itu pada seminar nasional teknologi kimia aplikatif.

Pada seminar bertema 'Bahan Bakar Nabati Atasi Kelangkaan Minyak Bumi' yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Kimia (IMAKAHI) IPB pada Minggu (18/9), yang dihadiri lebih dari 400 peserta, ia mengemukakan bahwa biopelet adalah jenis bahan bakar padat berbasis limbah biomassa yang memiliki ukuran lebih kecil dari briket.

"Proses yang digunakan adalah pengempaan (pressing) dengan suhu dan tekanan tinggi, sehingga membentuk produk yang seragam dengan kapasitas produksi tinggi," katanya menambahkan.

Ia menjelaskan bahwa potensi biomassa atau limbah pertanian Indonesia sangat besar yakni 49,8 ribu Mwe, sedangkan yang dimanfaatkan baru 445 Mwe.

Dikemukakannya bahwa biomassa yang dapat digunakan sebagai bahan baku biopelet, di antaranya adalah bungkil sawit, sekam padi, batang ubi kayu, tongkol jagung, tempurung kelapa, kulit kacang, kulit kopi dan sebagainya.

"Teknologi biopelet sudah diperkenalkan sejak lama di luar negeri. Pembuatan biopelet diproduksi pertama kali di Swedia pada tahun 80-an. Seiring waktu, dikembangkan perusahaan biopelet di sana. Sedangkan teknologi ini baru dikembangkan di Indonesia," katanya menambahkan.

Sementara itu, staf ahli Kementerian Negara Riset dan Teknologi Agus Rusiana Hotman mengatakan bahwa jumlah produksi minyak bumi terbatas, sementara tiap tahun konsumsinya meningkat tujuh persen, sehingga dibutuhkan berbagai alternatif energi untuk masa depan.

Sukabumi

"Strategi pengembangan energi nasional ke depan dengan meningkatkan kegiatan diversifikasi energi, di antaranya memanfaatkan potensi sumber biomassa," katanya.

Menurut dia, tantangan pengembangan bahan bakar nabati masih belum kompetitif dibanding dengan bahan bakar minyak (BBM), dikarenakan masih adanya subsidi BBM. "Kemungkinan solusinya adalah meningkatkan efisiensi dalam proses pembuatan BBN sambil menata kebijakan 'pricing' dan subsidi yang lebih tepat sasaran," demikian Agus Rusiana Hotman.

sukabumi

Ini Dia, Biotoilet Karya Mahasiswa IPB untuk Daerah Bencana

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mahasiswa Departemen Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor melalui serangkaian penelitian berhasil menemukan biotoilet yang bisa dimanfaatkan untuk daerah bencana seperti tempat pengungsian.

Humas IPB Ir Henny Windarti, M.Si dalam penjelasan di Bogor, Selasa, mengatakan, mahasiswa tersebut adalah Fauziah Nur Annisa, Septian Suhandono dan Yani Mulyani. Ia menjelaskan penelitian inovatif mahasiswa itu diberi judul "Biotoilet berbasis sekam padi dan alkohol hasil fermentasi limbah agar-agar (Gracillaria sp.) sebagai solusi kelangkaan air bersih di daerah pengungsian".

"Inovasi tersebut juga berhasil meraih juara I Lomba Inovasi Teknologi Lingkungan ( FTSL) di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya pada April 2011," katanya. Menurut Fauziah Nur Annisa, biotoilet merupakan alternatif baru karena toilet ini tidak memerlukan air yang banyak seperti toilet pada umumnya.

Biotoilet menggunakan bahan baku lokal yang bernilai limbah seperti limbah hasil pengolahan agar-agar dan sekam padi. "Biotoilet ini pun cocok dibuat pada keadaan darurat dan tempat krisis air seperti pada tempat-tempat pengungsian karena tidak mencemari lingkungan, dan mencegah timbulnya penyakit akibat sanitasi buruk yang biasanya dijumpai pada tempat-tempat pengungsian," kata koordinator kegiatan "Indonesian Climate Student Forum" itu.

Ia menjelaskan, kebutuhan padi sebagai makanan pokok bangsa Indonesia meningkat dari tahun ke tahun sehingga mengakibatkan limbah sekam yang dihasilkan makin melimpah.

Jumlah sekam bervariasi tergantung pada kondisi penggilingan padi. Dari penggilingan padi dapat dihasilkan 65 persen beras, 20 persen sekam, dan sisanya hilang. Sedangkan dalam sekam sendiri mengandung senyawa organik berupa lignin dan chetin, selulosa, hemiselulossa (pentosan), senyawa nitrogen, lipida, vitamin B, asam organik, dan lainnya.

Dalam sekam padi terdapat 34,34-43,80 persen selulosa yang memiliki sifat di antaranya luas permukaan dan porositas tinggi (85 - 90 persen ruang udara) yang mampu menahan air sebesar 35 - 40 persen.

Dengan jumlah yang cukup banyak ini, selulosa dapat menjadi terobosan alternatif sebagai bahan untuk menyerap cairan dan bau yang dihasilkan dari kotoran pada konsep kerja biotoilet.

Selain itu basis dari biotoilet adalah alkohol hasil fermentasi limbah agar-agar. Limbah industri agar-agar (Gracillaria sp.) merupakan salah satu sumber bahan baku industri kertas yang potensial.

Selain itu, toilet kering ini tidak menebarkan bau layaknya "septic tank" biasa, serta tidak memerlukan saluran pembuangan khusus. Bioteilet cocok jika diaplikasikan pada daerah bencana yakni tempat-tempat pengungsian yang sifatnya darurat dan sementara.

Ia menambahkan, biotoilet dirancang khusus sehingga tidak menimbulkan pencemaran karena kotorannya ditampung ke dalam "dry box" yang terbuat dari baja dan lapisan "stainless steel" yang cukup tebal.

Dikemukakannya, "dry box" itu diisi juga dengan sekam padi yang berfungsi untuk menyerap cairan dan bau yang dihasilkan dari kotoran. Kotoran langsung ditangkap sekam padi di "dry box" (kotak reaktor) yang berada di bawah lubang toilet. "Limbah secara alami terurai menjadi CO2 dan H2O dan tidak memerlukan bakteri khusus, juga tidak menimbulkan bau," katanya.